Anas bin Malik r.a. berkata,
"Anak laki-laki Abu Thalhah dari Ummu Salamah meninggal dunia." Maka,
istrinya berkata kepada keluarganya, 'Jangan kalian beritakan kepada Abu
Thalhah tentang kematiannya, sampai aku sendiri yang mengabarkannya'!"
Anas bin Malik berkata, "Abu Thalhah datang dan dihidangkan kepadanya
makan malam, maka ia pun makan dan minum, sang istri kemudian berdandan indah,
bahkan lebih indah dari waktu-waktu yang sebelumnya. Setelah dia merasa bahwa
Abu Thalhah telah kenyang dan puas dengan pelayanannya, sang istri bertanya,
'Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu tentang suatu kaum yang meminjamkan
sesuatu kepada sebuah keluarga, lalu mereka mengambil barang yang
dipinjamkannya, apakah mereka berhak menolaknya?' Ia berkata, 'Tidak (berhak)!'
'Jika demikian, maka mintalah pahalanya kepada Allah tentang putramu (yang
telah diambilnya kembali)!' kata sang isteri. Suaminya menyergah, 'Engkau
biarkan aku, sehingga aku tidak mengetahui apa-apa, lalu engkau beritakan
tentang (kematian) anakku?' Setelah itu, ia berangkat mendatangi Rasulullah
saw. lalu ia ceritakan apa yang telah terjadi."
"Maka, Rasulullah saw. bersabda, 'Semoga Allah memberkahi kalian berdua
tadi malam.' Anas berkata, 'Lalu istrinya mengandung dan melahirkan seorang
anak. Kemudian Abu Thalhah berkata kepadaku, 'Bawalah dia kepada Nabi saw.'
Lalu aku bawakan untuknya beberapa buah kurma. Nabi saw. lalu mengambil anak
itu seraya berkata, 'Apakah dia membawa sesuatu?' Mereka berkata, 'Ya, beberapa
buah kurma,' Nabi saw. kemudian mengambilnya dan mengunyahnya, lalu diambilnya
dari mulutnya, kemudian diletakkannya di mulut bayi itu dan beliau
menggosok-gosokkannya pada langit-langit mulut bayi itu, dan beliau menamainya
Abdullah." (HR Al-Bukhari).
Dalam riwayat Al-Bukhari, Sufyan bin Uyainah berkata, "Seorang laki-laki
dari shahabat Ansar berkata, 'Aku melihat mereka memiliki sembilan anak.
Semuanya telah hafal Alquran, yakni dari anak-anak Abdullah, yang dilahirkan
dari persetubuhan malam itu, yaitu malam wafatnya anak yang pertama, yaitu Abu
Umair yang Nabi saw. mencandainya seraya berkata, 'Hai Abu Umair, apa yang
sedang dilakukan anak burung pipit'?''
Dalam riwayat lain, lihat Baradul Akbad hlm. 25 disebutkan, "Ia berkata,
'Maka istrinya pun hamil mengandung anaknya, lalu anak itu ia beri nama
Abdullah, lalu Rasulullah saw. bersabda, 'Segala puji bagi Allah yang
menjadikan dalam umatku orang yang memiliki kesabaran seperti kesabaran seorang
wanita dari Bani Israil.' Kepada beliau ditanyakan, 'Bagaiman beritanya wahai
Rasulullah?' Beliau bersabda, 'Dalam Bani Israil terdapat wanita bersuami yang
memiliki dua anak. Suaminya memerintahkannya menyediakan makanan untuk
orang-orang yang ia undang. Para undangan
berkumpul di rumahnya. Ketika itu kedua anaknya keluar untuk bermain, tiba-tiba
mereka terjatuh ke dalam sumur dekat rumahnya. Sang istri tidak hendak
mengganggu suaminya bersama para tamunya, maka keduanya ia masukkan ke dalam
rumah dan ditutupinya dengan pakaian. Ketika para undangan sudah pulang, sang suami masuk seraya bertanya, 'Di
mana anak-anakku?' Istrinya menjawab, 'Di dalam rumah.' Ia lalu mengenakan
minyak wangi dan menawarkan diri kepada suaminya, sehingga mereka melakukan
jimak. Sang suami kembali bertanya, 'Di mana anak-anakku?' 'Di dalam rumah,' jawab
istrinya. Lalu sang ayah memanggil kedua anaknya. 'Tiba-tiba mereka keluar
memenuhi panggilan. Sang istri terperanjat, 'Subhanallah, Mahasuci Allah, demi
Allah keduanya telah meninggal dunia, tetapi Allah menghidupkannya kembali
sebagi balasan dari kesabaranku!"
No comments:
Post a Comment