Nasab
dan Kelahirannya
Beliau adalah Utsman bin Affan
bin abi al-Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qusay bin Kilab
bin Murah bin Ka'ab bin Luay bin Gholib al-Quraisy al-Umawi al-Makki[1]. Pada masa jahiliyah
beliau memiliki nama panggilan Abu Amr,
dan pada masa islam beliau dipanggil Abu
Abdillah atau Abu Laila.
Beliau dilahirkan di Thaif pada
tahun ke'enam dari tahun gajah atau 47
tahun sebelum hijroh. Ia lebih muda dari nabi enam tahun[2].
Bapaknya bernama Utsman, seseorang
yang berprofesi sebagai pedagang dan meninggal sa'at berdagang ke Syam.
Sedangkan
Ibunya bernama Arwa binti Karis bin Rabi'ah bin Habib bin Abdi Syams bin Abdi
Manaf, yang kemudian menganut islam dan menjadi penganut islam yang baik dan
Istiqomah. Sedangkan Neneknya adalah Ummu Hakim al-Bidha binti Abdul Muthalib
bin Hisyam, dia merupakan kembaran ayah Rasulullah n , Abdullah. Dengan demikian ibunya
Utsman adalah anak perempuan bibi Rasulullah.
Perawakannya
Beliau berperawakan sedang, tidak tinggi dan tidak pendek,
wajahnya tampan, putih kemerahan. dan di
wajahnya terdapat sedikit bekas cacar. Janggutnya lebat dengan tulang-tulang
persendian yang besar dan kedua bahunya yang lebar, betisnya gempal, tangannya panjang.
gigi depannya indah, rambut kepalanya menutupi kedua telinganya, memakai semir
kuning. Dia menempeli giginya dengan emas[3].
Keislamannya
Sahabat Utsman a memeluk islam dengan perantara'an dakwah Abu Bakar
Ash-Shidik a.
Beliau termasuk kelompok As-Sabiqunal Awalun (Orang-orang yang pertama kali
masuk Islam), bahkan termasuk salah satu dari sepuluh orang sahabat yang diberi
kabar gembira masuk jannah (al-Asyrah al-Mubasyirun bil Jannah). Dan juga beliau merupakan orang yang pertama
kali berhijroh dikalangan para sahabat. hijroh yang pertama kali adalah ke Negeri
Habasyah bersama istrinya Ruqayyah yang
diikuti oleh kaum Muslimien, yang kedua adalah ke Madinah. Rasulullah n bersabda:
إِنْ كاَنَ عُثْماَنُ الأول مَنْ هَاجَرَ إَلى اللهِ عَزَوَجَلَ بعَدَ
لوُطٍ
Utsman a termasuk sahabat yang sangat dekat
dan dicintai oleh Rasulullah n. Kepadanya Rasulullah n menikahkan putrinya yang bernama Ruqayah dan dari
pernikahan dengannya Utsman dikarunia seorang anak yang bernama Abdullah yang meninggal pada tahun ke'empat
hijriah pada umur 6 tahun. ketika terjadi perang Badr, Ruqayyah jatuh sakit
sehingga ia tidak dapat mengikuti peperangan, karena merawat istrinya itupun
atas izin dari Rasulullah n dan beliau menetapkan baginya pahala peserta perang badr.
Tak lama kemudia Ruqayyah pun wafat dan Utsman amerasa sedih, seakan-akan hubungannya dengan Rasulullah n telah terputus. Maka Rasul pun
menikahkan dengan putrinya yang lain, yaitu Ummu Kulsum. Hanya saja pada tahun
yang ke-7 H Ummu Kultsum pun meninggal
dunia. Rasulullah n
tidak memiliki putri lagi untuk
dinikahkan dengan Utsman bin Affan a sehinga beliau bersabda: "kalau saja, Aku mempunyai
anak perempuan yang ketiga, niscaya akan aku nikahkan lagi dengan Utsman. Untuk
itu Utsman adigelari
dengan sebutan Dzu Nuraini, karena hanya dialah yang pernah menikahi dua puteri
Rasulullah n .
1.
Fakhitoh binti Ghozawan bin Jabir, dan
dari pernikahan dengannya beliau dikarunia anak laki-laki yang bernama Ubaidillah
al-Asfhar.
2.
Ummu Amru binti Jundab bin Amru
Al-Azdiyah, dengannya dikarunia 4 anak laki-laki, yaitu Amru, Kholid, Aban,
Umar dan 1 anak perempuan yang bernama Maryam .
3.
Fatimah binti Walid bin Abdu Syams al-Makhzumiyah,
dengannya dikarunia dua anak laki-laki yaitu Said dan Walid, dan 1 anak
perempuan bernama Ummu Sa'id.
4.
Ummul Banin binti Uyaynah bin Hisn al-Fazariyah,
dan dengannya dikarunia 1 anak laki-laki bernama Abdul Malik.
5.
Ramlah binti Saibah bin Rabiah,
dengannya dikaruniai Aisyah, Ummu Aban,
dan Ummu Amru.
6.
Nailah binti Furafishah bin Ahwas, dengannya
dikarunia seorang anak perempuan yaitu Maryam.
7.
Ummu Walad, dikarunia seorang anak
perempuan yaitu Ummul Banien.
Ketika Utsman syahid hanya ada 4
istri yang bersamanya, yaitu Nailah, Ramlah , Ummu Banien, Fakhitoh binti
Ghazawan,. Dan didalam suatu Riwayat Utsman mentalak Ummu Banien ketika dimasa
pengepungannya. Dan dari pernikahannya
dengan 9 istri ia dikaruniai 16 anak, terdiri dari 9 anak laki-laki yang 3
orang meninggal ketika masih kecil yaitu Abdullah al-Asfhar, Abdullah dan Abdul Malik. Dan 6 anak perempuan
Sifat
dan perangainya
Utsman a dikenal dengan seorang sahabat yang memiliki dua sifat
utama yang sangat menonjol dalam dirinya, yaitu:
Pertama : Pemalu
Tidak
ada seorang pun yang memiliki rasa malu yang melebihinya, dalam sebuah hadis
disebutkan, bahwa Rasulullah n bersabda:
أَََصْدَقِ أُمَتِي خَيَاءً عُثْمَانُ
"Umatku
yang benar-benar pemalu adalah Utsman.
Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah, seraya
dia berkata: "Pada suatu hari ketika Rasulullah n sedang duduk-duduk dan betisnya terbuka , Abu Bakar
meminta Izin untuk masuk , maka Rasulullah n mengizinkannya tanpa mengubah posisinya. Lalu Umar a juga datang meminta izin untuk masuk, dan diizinkan
oleh rasul tanpa mengubah posisinya, akan tetapi ketika sahabat Utsman ameminta izin, Rasulullah n
cepat-cepat menurunkan pakaiannya, sehingga Aisyah d berkata : "Wahai Rasulullah,
saya tidak melihat engkau berkemas-kemas untuk menerima kedatangan Abu Bakar dan Umar sebagaimana anda lakukan
terhadap kedatangan Utsman. Rasul pun menjawab : "Sesungguhnya Utsman itu
adalah seseorang yang pemalu , dan aku khawatir kala aku memberinya izin dalam
keada'an itu ia tidak jadi menyampaikan keperluannya kepadaku.
Dalam lafadz yang lain Rasulullah n mengatakan :
أَلاَ أَسْتَحِي مِنْ رَجُلٍ تَسْتـَحِي مِنْهُ الْمَلَائِكَةُ
"Tidak
pantaskan aku merasa malu kepada seseorang yang malaikatpun malu kepadanya (HR.
Muslim).
Ibnu As-Sakir meriwayatkan dari Al-Hasan
bahwa disebutkan dihadapannya bagaimana
perasa'an malu Utsman. Dia berkata: "Jika saja dia berada disudut rumah,
sedangkan pintunya sa'at itu tertutup
kemudian ia menanggalkan pakaiannya untuk disirami air, maka dia tidak akan
mengangkat tulang punggunggnya karena rasa malunya.
Kedua: Dermawan
Sejarah
islam telah mengabadikan prestasi dan sumbangsih beliau terhadap perjuangan
islam.
Ketika perang tabuk yang
pasukannya dikenal dengan Jaisyul Usyrah (pasukan yang berada dalam kesulitan),
sebuah ekspedisi dalam misi memerangi Emperium Romawi super power dunia ketika
itu. Tatkala itu pasukan islam berada dalam kesulitan yang sangat, sahabat
Utsman mempersembahkan segala kebutuhan para mujahidien berupa kuda, onta,
makanan, dan harta sehingga kesemuanya diperkirakan berjumlah 900 ekor Onta, 50
ekor kuda ditambah lagi 1000 dinar yang ia letakan dibilik Rasulullah n hingga Rasul menerimanya dan bersabda:
ماَ ضَرَّ عُثْمَانُ مَاعَمِلَ بَعْدَ الْيَوْمِ
Tidak ada yang
membahayakan Utsman terhadap apa yang dilakukannya hari ini [6].
Atau dalam hadis yang lain:
مَنْ جَهِزَ جَيْشَ العُسْرَةِ فَلَهُ الْجَنَّةَِ
"Barang
siapa yang mempersiapkan perlengkapan Jaisyur Usyrah, maka baginya adalah
jannah [7].
Sebelumnya, pada masa-masa awal
setelah hijrahnya kaum Muslimien ke Madinah Utsman a telah membeli sumur Ru'mah (Bi'ru Ru'mah)
seharga 20.000 dirham , dari seorang yahudi . Alur ceritanya, ketika musim
panas tiba dan sumur-sumur Madinah banyak yang kering. Kaum Muslimien membeli
air telaga yang jernih itu dari si Yahudi. Rasulullah n mengharapkan sekiranya diantara
sahabatnya ada yang bersedia membeli telaga itu, hingga airnya dapat dialirkan
kepada kaum Muslimien tanpa membayar. Maka sahabat Utsman membelinya dan menyerahkannya
kepada kaum Muslimien. Rasulullah n pun bersabda:
مَنْ حَفَرَ بِئْرَ رُوْمَةِ فَلَهُ الْجَنَّةَ
"Barangsiapa
yang menggali (membeli) sumur Ru'mah maka baginya adalah jannah.
Indikasi
yang lain yang menunjukan kemurahan Sahabat Utsman bin Affan a adalah Tatkala Penganut agama Allah l semakin banyak, masjidpun menjadi penuh sesak, Rasulullah n mengharapkan kiranya ada diantara Kaum Muslimien ada yang
bersedia membeli sebidang tanah yang berdekatan dengan masjid itu, agar masjid
bertambah lapang dan luas. Untuk kedua kalinya, tidak ada orang lain yang
menyambut harapan Rasulullah n (karena
kondisi yang tidak memungkinkan), kecuali Sahabat Utsman a. ditemuinyalah pemilik tanah dan bangunan-bangunan yang
berdekatan dengan masjid kemudian dibelinya semua dengan harga yang tinggi.
Juga
pada masa kekhilafahan Abu Bakar As-Sidiq a, ketika kaum Muslimien mengalami musim paceklik
dan kemarau yang sangat, sahabat Utsman bin Affan telah menyumbangkan ratusan onta yang penuh
dengan muatan gandum, minyak dan anggur.
Dan masih banyak kisah
tentang kedermawanan shahabat mulia ini, namun ditengah hartanya yang melimpah, menantu Rasulullah n ini mampu untuk hidup bersahaja. Syurahbil bin Muslim pernah
bercerita: Utsman menyediakan makanan bagi kaum Muslimien seperti makanan
raja-raja, padahal ia sendiri hanya makan dengan minyak dan cuka. Dikatakan pula oleh Abdullah bin Syadad : "
Saya melihat Utsman berkutbah pada hari jum'at dengan memakai pakaian yang harganya
hanya empat atau lima
dirham saja, padahal ia seorang Amirul Mukminien.
Sejarahwan Islam yang
ternama, Imam Ath-Thabari, mengutip pidato khalifah Islam yang ketiga itu
sebagai berikut: "Ketika kendali pemerintahan dipercayakan kepadaku, aku
pemilik unta dan kambing paling besar di Arab. Sekarang aku tidak mempunyai
kambing atau unta lagi, kecuali dua ekor untuk menunaikan ibadah haji. Demi
Allah tidak ada kota
yang aku kenakan pajak di luar kemampuan penduduknya sehingga aku dapat
disalahkan. Dan apa pun yang telah aku ambil dari rakyat aku gunakan untuk
kesejahteraan mereka sendiri. Hanya seperlima bagian yang aku ambil untuk
keperluan pribadi (yaitu yang dari Baitul Mal) di luar itu tidak ada. Uang itu
dibelanjakan untuk orang yang pantas menerimanya, bukan untukku, tapi untuk
kaum Muslimin sendiri. Tidak satu sen pun dana masyarakat disalahgunakan. Aku
tidak mengambil apa pun dari dana tersebut. Bahkan apa yang aku makan, dari
nafkahku sendiri."
Masa
Kekhilafahannya (1 Muharram 24 H/ 7 November 644 M)
Utsman a menjadi khalifah
yang ketiga sepeninggal Umar bin Khatab a. Setelah beliau dibaiat oleh para sahabat pada malam senin
pada usia 70 tahun. Dalam menjalankan pemerintahannya beliau masih mengikuti
kebijakan dua pendahulunya terkhusus dalam da'wah islam dan jihad fisabilillah .
Diantara pejabat-pejabat
dekatnya adalah [8]:
(1) sekretarisnya adalah Marwan bin Hakam, (2) Qodinya adalah Ka'ab bin Sawar,
(3) Pembantunya adalah Khomron bin Aban, (4) kepala kepolisian adalah Abdullah
bin Qonfadz at-Taimy.
Penaklukan
pada masa pemerintahanya[9]
Masa pemeritahannya ,
dipenuhi dengan banyak penaklukan sebagai penyempurna penaklukan dimasa
pemerintahan Umar aPenaklukan
yang beliau lakukan selalu berlanjut, baik melalui jalur darat maupun jalur
laut.
- Di Wilayah Barat
Orang-orang
Iskandariah memberontak pada tahun 25 H/645 M, yang kemudian ditaklukan oleh
Amr bin al-Ash a.
Utsman
a mengizinkan pasukan islam untuk
melakukan penaklukan keseluruh benua Afrika. Maka, berangkatlah Abdullah bin
Sarh hingga menaklukan Tharablis. Kemudian mereka berhadapan dengan Byzantium
di Sabithlah dan berhasil mengalahkan mereka pada tahun 27 H/647M.
Dengan
demikian, bergabunglah Wilayah Barqah,
Tharablis, dan wilayah barat Mesir, serta sebagian Nawbah kedalam pemerintahan
islam.
Sedangkan
Muawiyyah a melakukan serangan ke Siprus melalui
jalur laut dan berhasil menaklukannya pada tahun 28 H/648 M. Pada masa
pemerintahan Umar a,
sahabat Muawiyah berkali-kali meminta kepada khalifah agar diperkenankan untuk
merebut Syprus melalui jalur laut, maka Umar pun tidak mengizinkannya untuk melakukan
penyerbuan melalui laut, namun Utsman ajustru mengizinkannya.
Perang
Dzatush Shawari (31H/651M)
Perang ini merupakan perang laut pertama yang dialami kaum
muslimien. Dimasa pemerintahan Utsman a kaum muslimien telah memiliki pasukan laut. Pasukan islam
berhadapan dengan pasukan Romawi dipantai Kilikiya. Pasukan Romawi mengalami
kekalahan yang sangat telak dalam perang ini. Panglima yang bernama kaisar
konstantin terbunuh.
Sahabat Muawiyyah terus
melakukan penyerangan ke wilayah Romawi hingga mencapai Amurriyyah, sebuah
wilayah dekat Ankara,
pada tahun 33 H/653M.
- Di Wilayah Timur
Panglima Umair bin Utsman sampai ke Farghanah pada tahun 29
H/649 M. sedangkan Abdullah al-Laytsi mencapai Kabul,
Abdullah at-Tamimy sampai kesungai Hindustan dan
Said bin Ash berhasil menaklukan Jurjan.
Persia
melakukan pemberontakan, namun berhasil dipatahkan oleh Abdullah bin Amir a. Akhirnya, Panglima Persia Yazdajir
melarikan diri ke Karman, kemudian ke Khurasan dan terbunuh ditempat tersebut. Sedangkan
wilayah-wilayah yang memberontak (Bughot), kembali berhasil ditaklukan.
Demikianlah
penaklukan terjadi, yang pada masanya telah terjadi perluasan beberapa wilayah
kedalam pangkuan islam. Misalnya di Afrika, Siprus,
Armenia, Sind, Kabul, farghanah, Balakh dan Afghanistan. Kemudian dilakukan
penaklukan ulang terhadap negeri-negeri yang melanggar perjanjian seperti di Persia,
Khurasan, atau Babul Abwab.
Peristiwa
Fitnah
Sebagian besar masa pemerintahan Utsman adilalui dengan keamanan, stabilitas,
dan kemakmuran. Namun demikian, Allah l menghendaki pada akhir masa pemerintahannya
terjadi gejolak. Terjadi fitnah kubra yang kemudian mengakibatkan terbunuhnya sahabat
Utsman a secara terdzalimi dan terjadi perpecahan ummat serta
renggangnya kesatuan mereka.
Syahidnya
Khalifah
"Bukakanlah dan beritakanlah kepadanya bahwa ia akan
masuk surga setelah bala yang
menimpanya" [10], demikianlah sabda
Rasulullah n Kepada
Abu Musa a,, Ketika ada seseorang yang mengetuk
pintu, dan ternyata orang tersebut adalah sahabat Utsman a. Maka Abu Musa menyampaikan kepadanya
sabda Nabi saw, lalu Utsman mengucap"Alhamdulillah" lantas Ia berkata:
"Kepada Allah kami memohon pertolongan."
Indikasi lain yang menunjukan akan
terbunuhnya Utsman sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu As-Sakir dari Zaid bin
Tsabit, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah n bersabda: "Utsman datang kepadaku,dan
pada sa'at itu ada malaikat bersamaku, dia berkata; Dia akan mati syahid dan
akan dibunuh oleh kaumnya. Sesungguhnya kami sangat malu kepadanya.
Apa yang disabdakan Rasulullah n
menjadi kenyata'an, Utsman awafat dimasa-masa fitnah. Kebencian yang membara dalam
dada-dada orang-orang yang dengki terhadap para shahabat menyebabkan terjadinya
fitnah yang mengakibatkan terbunuhnya lelaki yang mulia menantu Rasulullah n ini ditangan para pemberontak setelah
beliau dikepung selama 40 hari.
Beliau syahid menjelang terbenamnya matahari
dalam keada'an shoum, sabar dan ikhlas. dan
wafat pada hari jum'at 18 Dzul
Hijjah 35 H. dikuburkan pada malam sabtu, antara maghrib dan isya
dipemakaman Baqi. setelah menjadi khalifah selama 12 tahun, ketika itu beliau
berusia 82 tahun [11].
Imam Ibnu katsir dalam al-Bidayah Wa an-Nihayah,
dan Imam Ad-Dzahabi di Dalam Siyar A'lam an-Nubala meriwayatkan [12]: "Suatu hari beliau
shalat subuh, setelah selesai beliau menghadap kepada manusia dan berkata ;
"Sesungguhnya tadi malam aku bermimpi bertemu Rasulullah n , dan aku melihat Abu Bakar dan Umar,
mereka berkata kepadaku, " Bersabarlah wahai Utsman sesungguhnya engkau
akan berbuka bersama kami, maka aku bersaksi kepada kalian bahwa pagi ini aku
berpuasa dan aku inginkan atas siapa yang beriman kepada Allah l dan
hari akhir agar keluar dari tempat ini dalam keada'an selamat. Lantas beliau
meminta mushaf lalu menyibukan diri dengan membacanya dan belum sampai mushaf
itu terlipat, mereka telah membunuhnya sedang beliau tetap dalam keada'an
membaca.
Sahabat Hudzaifah bin Yaman a mengatakan;
أول الفتن قتل عثمان , و أخرالفتن خروج الدجال , والذي نفسي بيده
لايموت رجل وفي قلبه مثقل حبة من حب قتل
عثمان إلا تبع الدجال إلا تبع الدجال إن أدركه وإن لم يدركه أمن به في قبره
"Fitnah
yang pertama kali terjadi adalah terbunuhnya Utsman, sedangkan fitnah yang
terakhir adalah turunnya dajal. Demi Allah yang jiwaku berada ditangannya,
tidak akan mati seorang pun yang didalamnya ada rasa senang atas kematian
Utsman, kecuali dia pasti akan mengikuti Dajjal jika orang itu sampai pada
zaman dajjal. Jika dia tidak sampai kezaman Dajjal, maka dia beriman kepada Dajjal didalam kuburnya"[13].
Keutama'annya[14]
1.
Orang ke'empat dari kalangan laki-laki
yang masuk islam setelah Abu Bakar, Zaid bin Haritsah dan Ali bin Abi Thalib g.
2.
Orang yang telah mempersiapkan
perbekalan Jaisul Usyrah.
3.
Rasulullah n telah menikahkannya dengan dua
putrinya Rukoyyah dan Ummu kulsum.
4.
Beliau tidak pernah menyanyikan
lagu-lagu,tidak pernah mengangan-angankan sesuatu, tidak pernah memegang
kemaluannya dengan tangan kanannya sejak ia masuk islam, dan tidak pernah melakukan
zina dan mencuri dizaman jahiliyah maupun islam.
5.
Beliau Menghatamkan Al-Qur'annya
didalam satu raka'at shalat malam.
6.
Utsman senantiasa berpuasa Dahr.
7.
Tidaklah hari jum'at datang kecuali
beliau akan membebaskan budak.
8.
Ada seratus empat puluh enam hadis yang diriwayatkannya.
9.
Beliau adalah khalifah yang pertama kali
memperluas Masjid Nabawi sebagai respon terhadap keinginan Rasulullah n sa'at masjid tersebut semakin sempit. Beliau
membangunnya dengan batu berukir, dan tiang-tiangnya terbuat dari batu.
10.
Penghimpun Al-Qur'an dalam satu
mushaf.
11.
Penyatu cara membaca (Qiroat) dalam
satu mushaf ketika terjadi perbeda'an dan perselisihan dibeberapa Negara-negara
islam.
Hal-hal yang pertama kali dilakukan Utsman
Radhiallahu Anhu[15]
- Orang yang pertama kali memberi tanah kepada siapa yang berhak menerimanya.
- Orang yang pertama kali menjadikan binatang mendapatkan perlindungan diladang-ladang.
- Orang yang pertama kali merendahkan suaranya disa'at takbir.
- Orang yang pertama kali memerintahkan muadzin mengumandangkan adzan sebanyak dua kali pada hari jum'at. Sekaligus yang memberi bayaran kepada para Muadzin.
- Orang yang pertama kali tertegun dalam mengucapkan khutbah.
- Orang yang pertama kali mendahulukan khutbah hari raya daripada shalat.
Pujian
Para Ulama dan Tokoh Kepadanya
Abu
Nu'aim berkata tentangnya "Bagiannya disiang hari adalah kedermawanan dan
Shiyam, sedangkan dimalam hari sujud dan Qiyamul
Lail, ia diberi kabar
gembira dengan surga atas bala yang menimpanya [16]."
Disebutkan dalam sebuah riwayat
yang shahih dari Abu Bakar ash-Shidiq a bahwa beliau mendikte Utsman untuk menuliskan wasiatnya ketika akan
meninggal dunia. Ketika sampai pada masalah tentang kekhilafahan, Abu Bakar
jatuh pingsan. Maka Utsman menuliskan nama Umar a ketika Abu Bakar
siuman, dia berkata: "Nama siapa yang engkau tulis? Utsman
menjawab: "Umar. Abu Bakar berkata: "Seandainya kamu menulis namamu
sendiri, maka sebenarnya kamu layak untuk menjabatnya."
Sahabat Ali bin Abi Thalib aberkata : Sesungguhnya Utsman adalah
orang yang paling menjaga menyambung
tali kekeluarga'an dan paling bertakwa diantara kami [17].
Abdurrahman bin Hathib t dia berkata: Saya tidak pernah
melihat seorang pun dari sahabat Rasulullah n bicaranya lebih sempurna dan lebih baik darpada Utsman,
namun sayangnya dia adalah seorang lelaki yang takut untuk berbicara [18].
Muhammad bin Sirin berkata: Orang yang paling menguasai masalah manasik
haji adalah Utsman, dan setelahnya adalah Abdullah bin Umar[19].
Abdurrahman bin Mahdi berkata: "Dua sifat
yang tidak dimiliki utsman dan tidak dimiliki Abu Bakar maupun Umar :
Kesabarannya sa'at dikepung hingga terbunuh serta penghimpunan mushaf dalam
bentuknya yang sekarang[20].
Juga beliau adalah seorang
sahabat yang selalu menghidupkan malamnya dengannya Qiyamul Lail, dan menghatamkan
Al-Qur'an dalam satu raka'at. Ketika sahabat Utsman dibunuh oleh para pemberontak yang menyusup
kedalam rumahnya, maka istrinya Nailah yang berada di sampingnya ketika itu
berkata: "
لَقَدْ قَتَلْتمُوْهُ وَأنَهَ لَيُحْيُِ اللَّيْلِ فَيَخْتَمُ
الْقُرْانَ فِي رَكْعَةٍ
"Sungguh
kalian telah membunuhnya, sesungguhnya ia adalah seorang lelaki yang selalu
menghidupkan malamnya dengan Qiyamul Lail dan menghatamkan Al-Qur'an dalam satu
raka'at.
Nasihat-nasihatnya
لَوْ طَهُرَتْ قُلَوْبُكُمْ ماَ شَبِعَتْ مِنْ كَلاَمِ اللهِ وَمَا
أُحِبُ أَنْ يَأتِيَ عَلىَّ يَوْمٌ إلِاَّ أَنْظُرُ فِي كَلاَمِ اللهِ
"Jika hati
kalian telah bersih, niscya ia tidak akan pernah merasa kenyang dari kalam
Allah (Al-Qur'an), dan tidak ada hari yang kedatangannya aku sukai, kecuali
ketika itu aku membaca kalam Allah. (Hilyatu Awliya, 7/300 )
Referensi
- Tarikh Khulafa, Imam Suyuti, Maktabah al-Asriyah, Beirut, 1409 H/1989 M.
- Siyar A'lam An-Nubala, Imam Adz-dzahabi, Darul Fikr, Beirut, Cet I: 1417 H/1997 M.
- al-Bidayah Wa an-Nihayah, Ibnu katsir, Maktabah As-Sofa, Qohiroh, Cet I: 1423 H/2003 M.
- al-Jawhar as-Samin fie Siyar al-Khulafa Wa al-Muluk Wa as-Salatien, Ibrahim bin Muhammad Al-Ala'I.
- at-Tarikh al-Islam al-Khulafa Ar-Rasyidun, Mahmud Syakir, Maktab Al-Islami, Cet I; 1400 H/1980 M.
- Utsman bin Affan, Muhammad Ridho, Maktabah Isya, Qohiroh, Cet II; 1383 H/1964 M.
- Ilmu dan Ulama, Abu Bakar Jabir al-Jazairi.
- Sejarah Islam, Ahmad al-Usairy, Akbar Media Eka Sarana, Jakarta, Cet I: Muharam 1423 H/April 2003 M.
- Fitnah Kubro (Tragedi pada masa sahabat), Prof. Dr. Muhammad Amhazun, LP2SI Al-Haramain, Jakarta, Cet I;1999 M.
- Utsman bin Affan, Muhammad Haikal.
[1] .Siyar A'lam An-Nubala , 2/ 566, Tarikh Khulafa, hal. 169, Jawharu Samin hal.
44, Utsman bin Affan , hal. 8, Fitnah Kubro, hal. 251, dan Ilmu dan Ulama,
hal. 194.
[3] .Siyar A'lam An-Nubala ,
2/567, Al-Bidayah wa An-Nihayah, 7/155 , Tarikh Khulafa, hal . 171, Jawharu
Samin, hal. 44, Utsman bin Affan, hal. 11.
[14] . Sejarah Islam hal 171, Tarikh Khulafa, hal. 169-171,
Al-Bidayah wa An-Nihayah, 7/ 147, Siyar A'lam An-Nubala 2/
572.
No comments:
Post a Comment