Allah Cinta Orang-Orang Sabar Di Tengah Bencana - cinta islam is nomber one
Berita Terbaru :
Home » , » Allah Cinta Orang-Orang Sabar Di Tengah Bencana

Allah Cinta Orang-Orang Sabar Di Tengah Bencana

Written By Yahya on Saturday 18 January 2014 | 14:27

Ketika kita naik mobil angkutan umum di
>tengah kemacetan lalu lintas, maka kita dituntut untuk
>bersabar. Kita tak boleh mencaci si sopir, apalagi
>membentak-bentak. Ketika kita berdesak-desakkan di
>kereta api kita juga dituntut sabar. Pada saat itu
>kita tidak boleh marah, kendati mungkin kaki kita
>terinjak.
>

>Demikian pula di saat negeri ini dibanjiri air yang
>melimpah kita pun harus sabar. Karena sumpah serapah
>yang kita arahkan kepada penguasa pun tak akan
>mengurangi volume banjir yang merendam hampir 30%
>wilayah Indonesia. Nah, dari air itulah kita tahu
>bahwa kehidupan dan kematian itu berasal dari air.
>Jadi sabar memang tak ada batasnya, sebagaimana iman
>itu sendiri.
>
>Pantaslah jika dalam sebuah kesempatan Nabi Muhammad
>SAW berpesan kepada kita untuk selalu bersabar (tabah
>dan ikhlas menerima kenyataan/taqdir). Bahkan beliau
>mengatakan,"Sebagian dari iman adalah sabar".
>Rasulullah yang mulia sendiri, setiap ditimpa musibah
>apa saja, tak pernah mengeluh apalagi sampai
>menyalah-nyalahkan orang lain. Entah itu pemerintah,
>tetangga, atau orang lain. Anehnya, kita tak pernah
>menyalahkan diri kita. Padahal, jangan-jangan
>kesalahan negeri ini juga karena kesalahan kita yang
>tanpa sadar kita turut menyumbangnya.
>
>Kenapa kita diperintah untuk bersabar oleh Allah?
>Inilah terapi psikologis canggih yang diberikan Allah
>kepada kita. Melalui sikap inilah kita disadarkan
>bahwa manusia itu tak mampu mengelola hidupnya secara
>pasti. Dialah Allah yang mengurus segala urusan kita.
>Itulah makna kita membaca Alhamdulillahi Rabbil
>'alamien. Artinya, bahwa yang mengatur segala urusan
>kita itu adalah Dia. Dengan demikian, bersama sabar
>kita menghadapi gejolak hidup itu dengan tenang,
>rileks.
>
>Untuk menjadi seorang penyabar tidak mudah, memang.
>Tapi Allah melalui ayat-ayat-Nya, baik yang kauni
>maupun qauli mengajak kita untuk menjadi ash-shabirin
>(kelompok orang-orang yang sabar). Lihatlah betapa
>sabarnya seekor unta yang berjalan di padang pasir
>sembari membawa beban berat di punuknya. Simak juga
>kesabaran kerbau atau sapi ketika dengan tekunnya
>membajak lahan-lahan persawahan. Padahal kalau Allah
>mau, binatang-binatang itu menolak diperlakukan
>seperti itu oleh tuan-tuannya.
>
>Kita ingat kisah tentang robohnya kuda Suraqah bin
>Naufal saat mengejar-ngejar Nabi untuk dibunuh. Kita
>ingat tenggelamnya Fir'aun bersama serdadunya di laut
>Merah ketika mengejar-ngejar Nabi Musa dan
>pengikutnya. Dan kita juga ingat selamatnya nabi Yunus
>dari telanan ikan hiu. Kalau saja Allah mau, tentu
>Nabi Muhammad SAW sudah dibunuh Suraqah, Musa sudah
>dipenggal oleh algojo-algojo Fir'aun dan Yunus tidak
>dikeluarkan lagi dari perut ikan buas itu.
>
>
>Maka sangat wajar bila Allah mengabadikan mereka dalam
>al-Qur'an sebagai al-shabirien dan al-shadiqien, yakni
>orang-orang yang membenarkan ayat-ayat-Nya. Kuncinya
>apa? Mereka sabar dalam menjalani hidup ini, tanpa
>berharap materi di dunia.
>
>Para kekasih Allah itu meneladani sifat Rabb mereka,
>Al-Shabur, salah satu al-Asma al-Husna yang Allah
>miliki. Saudara-saudaraku yang dirundung derita, dan
>mereka yang sedang ditimpa
>nestapa...........Bersabarlah, karena Allah bersama
>orang-orang yang sabar. (sdn)

eramuslim.com

> 
Share this article :

No comments:

Post a Comment

 

Copyright © 2014. cinta islam is nomber one - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger