Seorang Sahabat yang Kaya dan Ahli Tafsir
Abdullah ibnu Abbas adalah pemimpin umat, ahli fikih di
masa itu, dan imam dalam hal tafsir. Beliau adalah sahabat rasulullah, juga
anak laki-laki paman rosulullah, yaitu Abbas bin Abdul Mutholib. Pada waktu ia
berumur 15 tahun, rosulullah meninggal dunia.
Beliau orang yang elok rupa, berkulit putih, ganteng,
tinggi badannya, gagah, cerah roman mukanya, bagaikan rembulan. Ibnu Abbas
adalah shohabat Nabi yang kaya raya tetapi ia bersikap dermawan.
Diriwayatkan bahwa Abu Ayyub Al-Anshori datang kepada
Mu'awiyyah, ia melaporkan apa yang menjadi beban hutangnya namun ia tidak
mendapatkan seperti apa yang ia inginkan. Kemudian ia pergi ke Bashrah, menuju
rumah Ibnu Abbas. Sesampainya disana ia curahkan isi hatinya, "Sungguh
saya perlu denganmu sebagaimana engkau perlu kepada Rosulullah, kemudian Ibnu
Abbas berkata, 'Berapa tanggungan hutangmu?' Abu Ayyub Al-Anshari menjawab, dua
puluh ribu ." Kemudian Ibnu Abbas memberinya empat puluh ribu, dua puluh
budak dan lainnya yang ada di rumahnya.
Shahabat Rasulullah yang terkenal banyak ilmunya adalah
Abdullah bin Abbas, sehingga beliau dijuluki al-bahr(lautan) karena luas dan
banyaknya ilmu. Beliau menguasai dengan baik ilmu fiqih sampai kepada ilmu
tafsir al-qur'an. Dan yang paling terkenal dari beliau adalah bidang tafsir.
Keistimewaan yang dimiliki Ibnu Abbas banyak sekali,
diantaranya :
Ia pernah didekap Rosulullah seraya beliau mendo'akan
kepada Ibnu Abbas :
"Ya Allah, ajarkan kepadanya hikmah, yang dimaksud
hikmah adalah
pemahaman terhadap alqur'an." (HR. at-tirmidzi)
Ibnu Abbas pernah melihat Malaikat Jibril dalam dua
kesempatan :
Ibnu Abbas berkata : "Aku bersama bapakku di sisi
Rosulullah, dan disamping Rosulullah ada seorang laki-laki yang membisikinya.
Maka beliau seakan-akan berpaling dari bapakku. Kemudian kami beranjak dari
sisi Rosulullah seraya bapakku berkata : 'Wahai anakku, tahukah engkau kenapa
anak laki-laki pamanmu (rosulullah) seperti berpaling (menghindar) dariku? Maka
aku menjawab, 'Wahai bapakku sesungguhnya disisi Rosulullah ada seorang
laki-laki yang membisikinya. Ibnu Abbas berkata, 'Kemudian kami kembali
menghadap Rosullah lantas bapakku berkata, 'Yang Rosulullah, aku berkata kepada
Abdullah begini dan begitu, kemudian Abdullah menceritakan kepadaku ada seorang
laki-laki di sampingmu yang berbisik-bisik kepadamu. Apakah benar memang ada
seseorang di sisimu?. ' Rasulullah balik bertanya, 'apakah engkau melihatnya Ya
Abdullah ? ' Kami menjawab, 'Ya'. Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya ia adalah
Jibril alaihissalam. Dialah yang menyibukkanku dari kamu sekalian'."
(HR. Ahmad)
Abbas mengutus Abdullah kepada Rosulullah dalam suatu hajat
(keperluan), dan Abdullah menjumpai seorang laki-laki bersama Rosulullah. Maka
tatkala ia kembali dan tidak berbicara kepada Rosulullah, maka Rosulullah
bersabda, "Engkau melihatnya?" Abdullah menjawab, "Ya,"
Nabi bersabda, "Ia adalah Jibril. Ingatlah sesungguhnya ia tidak akan mati
sehingga hilang pandangannya (buta) dan diberi (didatangkan) ilmu"
(HR. At-thobroni)
Nabi mendo'akannya dua kali, yaitu pertama memberikan
hikmah atau mengajarkan kitab - ketika Rasulullah mendekap dadanya. Kedua
mendoakan dengan mengajarkan kepandaian dalam ilmu agama. Yaitu ketika ia
melayani Rasulullah dengan mengambil air wudlu. Warqa' bin Umar Al-Yasykari
berkata:
"Kami mendengar Ubaidillah bin Abi Yazid menceritakan
tentang Ibnu Abbas, bahwa nabi di dalam kamar kecil -dan kami meletakkan air
wudhu' untuk beliau, maka tatkala keluar Rosulullah bertanya, "Siapakah
yang menyiapkan air wudhu ini ? Mereka menjawab, "Ibnu Abbas,"
kemudian Nabi mendo'akannya,
" Ya Allah, fahamkanlah(fakihkanlah) ia" (HR.
Muslim)
Ibnu Abbas berkata, "Rosulullah mendo'akan kepadaku
agar Allah memberikan kepadaku ilmu hikmah itu dua kali (yang dimaksud hikmah
disini adalah ilmu, fiqih qodho' (hukum) dengan adil (dzahir maknanya adalah,
pemahaman terhadap alqur'an) (Tirmidzi).
Umar pernah berkata kepada Ibnu Abbas, "Sesungguhnya
pada suatu hari kami melihat Rosulullah mendo'akanmu kemudian mengusap kepalamu
lantas berdo'a : "Ya Allah, fakihkanlah ia didalam masalah agama dan
berilah pengetahuan didalam masalah ta'wil (tafsir)"
Ibnu Abbas wafat di Thoif pada tahun 68H. Di lain riwayat
pada tahun 78 H. Pada usia 75 tahun, di lain riwayat dalam usia 81 tahun. Yang
mensholati beliau dan yang menjadi imam adalah Muhammad bin Al-Hanifah
(Hunaifah), dan beliau juga yang memasukkan kedalam kubur.
Ibnu jubair meriwayatkan, bahwa ibnu Abbas wafat di Thoif.
Kami menyaksikan jenazahnya, maka saat itu tiba-tiba kami melihat burung putih
datang yang tidak diketahui bentuk wujudnya. Kemudian masuk ke dalam keranda
mayat Ibnu Abbas. Kami memandang (keranda itu) dan berfikir apakah burung
tersebut akan keluar. Ternyata burung tersebut tidak diketahui keluarnya dari
keranda mayat itu. Dan ketika mayat telah dimakamkan tiba-tiba di tepi kuburan
Ibnu Abbas terdengar suara bacaan ayat Alqur'an :
"Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabbmu dengan
hati yang puas lagi diridhai-Nya. Masuklah kedalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan
masuklah kedalam surga-Ku."
(QS Al-Fajr : 27-30)
Suara itu tidak diketahui siapa pembacanya. Allahu A'lam.
No comments:
Post a Comment