January 2015 - cinta islam is nomber one
Berita Terbaru :

INSPIRASI MENCARI REZEKI

Written By Yahya on Wednesday 28 January 2015 | 10:53

INSPIRASI MENCARI REZEKI :
Setetes madu jatuh di atas tanah
Datanglah seekor semut kecil, perlahan-lahan dicicipinya madu tersebut.
Hmmm... manis.
Lalu dia beranjak hendak pergi.
Namun rasa manis madu sudah terlanjur memikat hatinya. Dia pun kembali untuk mencicipi lagi, sedikit saja. Setelah itu barulah dia akan pergi.
Namun, ternyata dia merasa tidak puas hanya mencicipi madu dari pinggir tetesannya.
Dia pikir,
kenapa tidak sekalian saja masuk dan menceburkan diri agar bisa menikmati manisnya, lagi dan lagi.
Maka masuklah sang semut, tepat di tengah tetesan madu.
Ternyata ? Badan mungilnya malah tenggelam penuh madu, kakinya lengket dengan tanah.
Dan...
Tentu saja tak bisa bergerak.
Malang nian, dia terus seperti itu hingga akhir hayatnya. Mati dalam kubangan setetes madu.

Demikianlah analogi sederhana tentang dunia dan pecinta dunia, sebagaimana diperumpamakan dalam sebuah syair arab yg artinya :
"Hakikat apa-apa dari kenikmatan dunia melainkan bagai setetes besar dari madu.
Maka siapa yang hanya mencicipinya sedikit, ia akan selamat.
Namun siapa yang
menceburkan diri ke dalamnya, ia akan binasa."
***
Barakallah
Semoga Bermanfaat u/ beraktifitas di hari ini
Dan memperbaiki niat kita

Berbaik Sangkalah

Written By Yahya on Monday 26 January 2015 | 07:20

�� Berbaik Sangkalah ��

Saudaraku...
(1) Kita tidak bisa membaca hati manusia,
apalagi hanya dari dunia maya.
(2) Belum tentu orang yang menuliskan
rutinitas amalnya adalah riya’. Bisa jadi ia berniat menyemangati kawannya.
(3) Belum tentu orang yang mengabarkan rizqi yang diterimanya adalah berbangga-banggaan dengan harta. Bisa jadi, ia ingin menyiarkan syukur atas karunia-Nya.
(4) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.
(5) Mereka yang menuliskan pengalamannya di sosial media, belum tentu ingin menjadi selebritis dunia maya. Bisa jadi ada inspirasi
yang hendak dibagikannya.
(6) Mereka yang mengabarkan sedang
mengisi kultum entah di mana, belum tentu ingin dipuji amal dakwahnya. Bisa jadi ia ingin memberi harapan pada rekannya, bahwa di sana dakwah masih menyala.
(7) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.
(8) Mereka yang menyampaikan secuplik ilmu yang diketahuinya, belum tentu ingin diakui banyak ilmunya. Bisa jadi ia terpanggil untuk
menyampaikan sedikit yang ia punya.
(9) Mereka yang gemar mengkritisi kekeliruan yang dilihatnya, belum tentu merasa dirinya paling benar sedunia. Bisa jadi, itu karena ia
sungguh mencintai saudaranya.
(10) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.
(11) Mereka yang gemar menuliskan apapun yang dipikirkannya, belum tentu ingin diakui sebagai perenung berwibawa. Bisa jadi, ia
adalah pelupa, dan mudah ingat dengan
membagikannya.
(12) Mereka yang selalu merespon apa yang dilihatnya, belum tentu ingin eksis di dunia maya. Bisa jadi ia memang senang berbagi yang dia punya.
(13) Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.
(14) Tapi baik sangka, tak berarti membiarkan kawan-kawan melakukan sesuatu yang nampak keliru di mata kita.
(15) Baik sangka, harus disertai dengan saling mengingatkan agar tidak tergelincir niatnya,
agar tidak terhapus pahala amalnya.
(16) Isi hati adalah misteri. Namun apa yang nampak keliru di mata kita, di situlah tugas kita untuk meluruskannya.
(17) Baik sangka itu menentramkan. Namun, saling mengingatkan juga merupakan kebutuhan.
(18) Baik sangka itu indah, tapi bukan berarti membiarkan saudara terlihat salah.
(19) Baik sangka, dan nasihat-nasihati adalah kewajiban sesama muslim.
(20) Semoga kita bisa senantiasa belajar
bersama.

Selamat berbaik sangka ��

Bahaya Bergadang Malam Hari

Written By Yahya on Tuesday 20 January 2015 | 07:00

Tadzkirotu manittaqo

Bahaya Sahirul layali
     
Sahirul layali adalah begadang malam hari dengan aktifitas yg tdk bermanfaat dlm urusan dien wad dunya wal akhiroh sampai larut malam bahkan akhir malam.

Ini adalah kebiasaan buruk yg dilakukan manusia di jaman ini.
Padahal Bukhori dan Muslim dlm Shohihnya meriwayatkan dari Abu Barzah al aslami ra : bahwasanya nabi saw membenci tidur sebelum isya dan ngobrol sesudahnya.

Berkata Hafid Ibnu Hajar : Karena tidur sebelumnya kadang menyebabkan keluarnya waktu sholat secara mutlak atau dari waktu yg diutamakan atau dari qiyamullail.

Adalah Umar bin khotob ra memukul manusia karenanya seraya mengatakan:

اسمرا اول الليل و نوما اخره

Tinggalkan begadang di awal malam dan tidur di akhir malam.

Kerusakam begadang mlm:
1. Ia menyebabkan idhoah (meninggalkan atau mengakhirkan solat fajer sehingga kehilangan pahala dan balasan dan mejerumuskan kp siksa Allah.
QS Maryam 59

Muslim meriwayatkan dlm shohihnya dari Amaroh bin Ruwaibah ra bahwa Nabi saw bersabda: Sekali-kali tdk masuk neraka seseorang yg solat sebelum terbit matahari dan sebelum tenggelam.

2. Ia menyebabkan meninggalkan qiyamul lail karena tidur sedangkan qiyamul lail sifat orang bertaqwa dan kebiasaan orang soleh.

3. Ia menyebabkan terbuangnya waktu dg sia-sia dan tdk ada faedahnya.

4. Ia akan mendatangkan madhorot untuk kesehatan, karena Allah menjadikan waktubmlm untuk istirahat/tidur.

Catatan:
Para ulama membolehkan sahirul layali untuk urusan taat kp Allah, didlmnya ada maslahat syar'iyah seperti qiyamul lail, berdakwah kpd Allah, atau amar makruf dan nahi mungkar, tholabul ilmi syar'i atau menemani tamu  dll.

Bagaimana kalau sahirul layaili untuk urusan nonton tv, main game, internetan dan yg semisalnya?jawabannya: isatafti qolbaka ? Tanyakan pada hatimu sendiri?

اللهم مصرف القلوب صرف قلوبنا علي طاعتك
Ya Allah Dzat yg membolak-balik hati, robahlah hati-hati kami diatas taat kpdMu.
والله اعلم

Pesona Siti Muthi'ah : Sosok Teladan Muslimah Sejati Versi Rasulullah SAW.

Written By Yahya on Monday 19 January 2015 | 19:39

Pesona Siti Muthi'ah : Sosok Teladan Muslimah Sejati Versi Rasulullah SAW.

FATHIMAH RA bergegas menggandeng Hasan RA yang masih kecil.  Terngiang di telinganya pesan sang ayahanda, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, untuk menemui seorang muslimah berakhlak mulia dan meneladaninya. Tak sabar rasanya Fathimah untuk segera mengetahui, seperti apa gerangan teladan wanita bernama Siti Muthi’ah tersebut. Sesampainya di depan pintu rumah yang dimaksud, Fathimah pun mengucap salam. Tak lama kemudian si pemilik rumah datang membuka pintu.  Hatinya sangat heran bercampur senang karena tak menyangka yang bertandang adalah putri Rasulullah SAW. Namun, sungguh di luar dugaan Fathimah, setelah mengutarakan maksud kedatangannya, Muthi’ah malah berkata, “Sungguh bahagia aku menyambut kedatanganmu Fathimah. Namun, maafkanlah aku karena aku hanya dapat menerima kedatanganmu di rumahku. Sesungguhnya suamiku mengamanatkan padaku untuk tidak menerima tamu lelaki di rumahku.” Fathimah tersenyum, “Wahai Muthi’ah, ini Hasan anakku dan dia masih kecil.” Muthi’ah menjawab, “Sekali lagi maafkan aku Fathimah, meskipun ia masih kecil tetapi ia lelaki. Sungguh aku tidak dapat melanggar amanat suamiku.” Mendengar jawaban Muthi’ah, Fathimah mulai merasakan kemuliaan akhlak Muthi’ah dan semakin ingin mengetahui lebih jauh keutamaan akhlak wanita tersebut. Akhirnya Fathimah pun pamit untuk sejenak mengantar Hasan pulang. Tak lama kemudian, Fathimah kembali tiba di rumah Muthi’ah seorang diri dan segera disambut dengan gembira oleh Muthi’ah. Setibanya di dalam, Muthi’ah dengan berbinar-binar menanyakan, apa penyebab kedatangannya. Fathimah pun menjelaskan bahwa ia datang karena perintah ayahnya, Rasulullah SAW untuk meneladani akhlaq Muthi’ah. Hati Muthi’ah pun segera ditutupi luapan kebahagiaan karena pujian dari Rasulullah SAW tentu tak ada bandingannya. Namun, ia kembali bertanya dengan keheranan pada Fathimah, “Apakah engkau tengah bercanda Fathimah? Keutamaan akhlak seperti apa yang kumiliki? Aku hanyalah perempuan yang biasa saja,” Muthi’ah kemudian tampak berpikir keras. Sementara itu, tak sengaja pandangan Fathimah menyapu ruangan yang sederhana tersebut. Terlihat olehnya sebilah rotan, sebuah kipas, dan sehelai handuk. Ia pun segera bertanya pada Muthi’ah, “Untuk apa benda-benda itu?” Wajah Muthi’ah pun seketika merona merah. “Untuk apa kau tanyakan itu Fathimah, aku jadi malu.” Namun, Fathimah mendesak, “Katakanlah padaku Muthi’ah, mungkin benda-benda itulah yang membuat ayahku mengabarkan padaku tentang kemuliaanmu.” Muthi’ah pun bercerita, “Suamiku setiap harinya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga kami. Karena itu, aku sangat menyayangi dan menghormatinya. Begitu ia pulang dari bekerja, maka aku akan cepat-cepat menyambutnya dan mengelap keringatnya dengan handuk ini. Setelah kering keringatnya, maka ia akan berbaring di tempat tidur. Ketika itulah, aku mengambil kipas ini dan kukipasi tubuhnya sampai hilang penatnya atau ia tertidur pulas.” Fathimah masih penasaran, “Lalu, untuk apa rotan ini?” Muthi’ah melanjutkan, “Setelah ia hilang lelahnya atau terbagun dari tidurnya, maka aku akan segera berpakaian serapi dan semenarik mungkin. Karena aku tahu, seorang suami pasti sangat senang melihat istrinya yang berpakaian rapi dan hal itu akan membuatnya betah di rumah. Kuhidangkan makanan di atas meja makan dan kutunggu ia hingga selesai makan. Setelah dia selesai makan, maka aku akan bertanya, apakah ada pelayananku yang tak berkenan dihatinya. Maka aku akan menyerahkan rotan tersebut padanya untuk memukulku.” “Lalu, apakah suamimu sering memukulmu?” tanya Fathimah. “Tidak, tidak pernah, yang selalu terjadi adalah dia menarik tubuhku dan memelukku penuh kasih sayang.” Mendengar semua penjelasan tersebut, Fathimah terperanngah. Sungguh, tak berlebihan kiranya, jika Rasulullah menyuruhnya mendatangi rumah Muthi’ah. Pesona akhlaqnya sungguh luar biasa. Pesona yang tak mungkin dimiliki seorang perempuan yang  berorientasi materialistik yang memandang segala sesuatu hanya pada kebendaan dan kasat mata saja. Sebab, cinta dan ketulusan Muthi’ah tentu tak terukur pada sebilah rotan yang digunakan untuk memukul saja. Kasih sayangnya tentu tak akan membuatnya rendah karena setia mengelap keringat di tubuh suaminya. Inilah pesona yang hanya mampu dipahami oleh seorang muslimah sejati yang mengukur segala tindakan dengan skala iman. Yang mampu melihat dengan mata hati bahwa ketaatan akan menghadiahkan kebahagiaan. Bahwa ketundukan pada perintah Allah dan Rasul-Nya, bukan hanya menuntun pada kebenaran. Namun, juga pada pembuktian bahwa setiap perempuan yang beriman dan berakhlak mulia juga akan mendapatkan seorang suami yang beriman dan penuh cinta..
Semoga menginspirasi..

NILAM BERKILAP

Written By Yahya on Sunday 18 January 2015 | 20:52

>>  NILAM BERKILAP

:: Meski Getir, Jangan Kau Sangkal..

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إن أحب الكلام إلى الله أن يقول العبد: سبحانك اللهم وبحمدك وتبارك اسمك وتعالى جدك ولا إله غيرك. وإن أبغض الكلام إلى الله أن يقول الرجل للرجل: اتق الله، فيقول: عليك بنفسك

"Sesungguhnya perkataan yg paling dicintai ALLAH ialah, "Maha Suci ENGKAU Ya ALLAH, dgn memuji-MU dan mengkultusan nama-MU serta mengagungkan kebesaran-MU, sesungguhnya tidak ada sesembahan yg benar kecuali ENGKAU semata.

Dan sesungguhnya perkataan yg paling dibenci oleh ALLAH ialah jawaban seorang ketika dikatakan kpdnya, "Bertakwalah kpd ALLAH". Maka ia katakan, "(Tidak usah ikut campur) urus saja dirimu sendiri."
(HR. Ibnu Mandah dlm at-Tauhid. Shahih)

Faedah :
a. Nasehat kadang terasa getir dihati, pekak ditelinga, namun demikian jgnlah kita sangkal dgn perkataan jelek.

b. Menolak kebenaran yg dtg dari ALLAH dan Rasul-NYA adalah suatu kesombongan.

c. Dzikir yg paling dicintai oleh ALLAH tsb kadang kala dibaca oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sbg bacaan iftitah (pembuka) shalat.

d. Lisan adalah salah satu sebab terbesar seseorang masuk ke dlm Neraka, maka perhatikanlah setiap kalimat yg kita ucapkan.

e. Seorang muslim adalah seorang yg peduli thd keadaan saudaranya, bkn seorg yg egois ingin masuk surga sendiri.

f. Merasa senang saat saudaranya berbuat baik, dan merasa sedih saat saudaranya berbuat jelek, termasuk tanda keimanan.

KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP ILMU SYAR'i

Written By Yahya on Saturday 17 January 2015 | 09:21

KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP ILMU SYAR'Y

Tauhid Yang Pertama, Ilmu, Amal dan Dakwah

Berdakwah kepada tauhid dan memperingatkan umat dari bahaya perbuatan syirik
Pentingnya Ilmu Syar’i dan Bahaya Bodoh Terhadapnya
Wahai saudaraku, kebutuhan kita terhadap ilmu sangatlah besar. Tidak ada diantara kita yang tidak butuh ilmu.

Oleh karena itulah Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata :

الناس محتاجون إلى العلم أكثر من حاجتهم إلى الطعام و الشراب لأن الطعام والشراب يحتاج إليه في اليوم مرة أو مرتين والعلم يحتاج إليه بعدد الأنفاس

“Manusia membutuhkan ilmu lebih banyak dari pada butuhnya pada makanan dan minuman, dikarenakan kebutuhan seseorang terhadap makanan dan minumam dalam sehari sekali atau dua kali. Dan kebutuhan manusia terhadap ilmu sebanyak tarikan nafas.

” Apalagi kita hidup di masa-masa menyebarnya kebodohan, kesesatan dan penyimpangan. Oleh karena itu kebutuhan kita kepada ilmu sangatlah mendesak.

Yaitu ilmu yang dimaksud disini adalah ilmu syar’i, ilmu tentang mengenal Allah, agama islam dan nabi-Nya Muhammad shallallahu alihi wasallam. Maka dari itu kita harus tetap semangat menuntut ilmu dalam keadaan apapun. Karena kebutuhan kita yang sangat kepada ilmu dan kita berharap mendapatkan berbagai keutamaan orang yang menuntut ilmu syar’i.

Ilmu syar’i mempunyai banyak keutamaan diantaranya :

1. Allah Subhaanahu wata’aala akan mengangkat derajat orang yang berilmu

Allah Subhaanahu wata’aala berfirman :

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

 “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.“  (QS. Al-Mujadilah : 11)

2. Ilmu adalah warisan para nabi barangsiapa yang mengambilnya maka dia telah mendapat keuntungan yang sangat besar. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما إنما ورثوا العلم فمن أخذ به أخذ بحظ وافر

“Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan uang dinar dan tidak pula uang dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya, dia telah mendapatkan keuntungan yang bsar.” (HR. Abu Dawud dan At-Timidzi dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

3. Jika Allah mengkhendaki kebaikkan seorang hamba maka Allah akan memberikan pemahaman agama kepadanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

“ Barangsiapa yang  Allah kehendaki kebaikkan pada dirinya maka Allah akan pahamkan dia dalam agama.” (HR. Bukhari dari Shahabat Mua’wiyah)

4. Allah akan memudahkan bagi orang yang menuntut ilmu jalannya menuju surga.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang menumpuh jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan menudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

5. Ilmu kebaikkannya akan tetap ada walaupun orangnya sudah mati.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara, yaitu : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang mendoakannya (kedua orang tuanya).” (HR. Muslim)

Dan sebaliknya kebodohan dalam masalah agama mempunyai dampak jelek yang luar biasa. Tentang hal ini Allah Subhaanahu wata’aala berfirman dalam banyak ayat diantaranya :

قُلْ أَفَغَيْرَ اللهِ تَأْمُرُونِي أَعْبُدُ أَيُّهَا الْجَاهِلُونَ

“ Katakanlah: maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang- orang yang tidak berpengetahuan.? “ ( Qs. Az- zumar: 64)

قَالُوا يَا مُوسَى اجْعَل لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ

 “ Bani Israill berkata: Wahai Musa buatlah untuk kami sebuah sesembahan ( berhala) sebagai mana mereka mempunyai beberapa sesembahan ( berhala). Musa menjawab : “ sesungguhnya kamu itu kaum yang tidak mengetahui (bodoh terhadap Allah)…” (Qs. Al A’raaf : 138 )

Berkata Asy Syaikh Al Allamah Abdurahman As Sa’di Rahimahullah : “

Kebodohan mana yang lebih besar dari seseorang yang bodoh terhadap Rabbnya, Penciptanya dan ia ingin menyamakan Allah dengan selain Nya, dari orang yang tidak dapat memberikan manfaat dan mudharat (bahaya), tidak mematikan, tidak menghidupkan dan tidak memiliki hari perkumpulan (kiamat) “ (Taisirul Karimirrahman Syaikh Al Allamah Abdurahman As Sa’di pada ayat ini)

Dan dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

عَنْ جَابِرٍ قَالَ خَرَجْنَا فِى سَفَرٍ فَأَصَابَ رَجُلاً مِنَّا حَجَرٌ فَشَجَّهُ فِى رَأْسِهِ ثُمَّ احْتَلَمَ فَسَأَلَ أَصْحَابَهُ فَقَالَ هَلْ تَجِدُونَ لِى رُخْصَةً فِى التَّيَمُّمِ فَقَالُوا مَا نَجِدُ لَكَ رُخْصَةً وَأَنْتَ تَقْدِرُ عَلَى الْمَاءِ فَاغْتَسَلَ فَمَاتَ فَلَمَّا قَدِمْنَا عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أُخْبِرَ بِذَلِكَ فَقَالَ « قَتَلُوهُ قَتَلَهُمُ اللَّهُ أَلاَّ سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِىِّ السُّؤَالُ إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيهِ أَنْ يَتَيَمَّمَ

“Dari Jabir berkata: “Kami keluar pada sebuah perjalanan, lalu salah seorang diantara kami tertimpa sebuah batu sampai melukai kepalanya kemudian ia mimpi basah lalu bertanya kepada para shahabatnya, apakah kalian mendapatkan rukhsah (keringanan) bagiku untuk bertayamum? Mereka menjawab : ‘kami tidak mendapatkan rukhsah untukmu, sedangkan engkau mampu menggunakan air. Kemudian ia mandi besar sehingga meningal dunia. Kemudian tatkala sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam, kejadian tersebut dikhabarkan kepada beliau. Maka beliau bersabda : “Mereka telah membunuhnya, semoga Allah membinasakan mereka. Mengapa mereka tidak bertanya, bila mereka tidak mengetahui. Karena sesungguhnya obat kebodohan adalah bertanya.” (HR. Abu Dawud, di Hasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Abu Dawud : 2/159)

Lihatlah bagaimana kebodohan seseorang menjadi sebab hilangnya nyawa orang lain.

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullaah :

ولا ريب ان الجهل اصل كل فساد وكل ضرر يلحق العبد في دنياه واخراه فهو نتيجة

“Tidaklah diragukan bahwasanya kebodohan adalah pokok dari segala kerusakan dan dhoror (bahaya), kejelekan yang didapatkan oleh seorang hamba di dunia dan di akhirat adalah dampak dari kebodohan.” (Miftaah Daaris Sa’adah, 1/87)

Wahai saudaraku semoga Allah senantiasa mengaruniakan kepada kita nikmat menuntut ilmu syar’i. -Amin-.  Ada hal yang sangat penting untuk di perhatikan dalam menuntut ilmu. Diantarannya :

☑ 1. Memohon pertolongan, taufiq dan kekokohon kepada Allah Ta’aala dalam menuntut ilmu.

Manusia adalah makhluk yang sangat lemah, tidak ada daya dan upaya kecuali karena pertolongan Allah Subhaanahu wata’ala. Oleh karena itu mohonlah pertolongan kepada Allah dalam menuntut ilmu.

Allah Subhaanahu wata’ala berfirman

   إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya Engkaulah yang Kami beribadah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.” (Qs. Al-Fatihah : 5).

☑ 2. Mengikhlaskan niat

Hendaknya seseorang mengikhlaskan niatnya dalam menuntut ilmu dalam rangka mencari ridha Allah semata dan bukan karena yang lainnya. Bukan karena mencari ketenaran atau agar dihormati orang atau mencari dunia.

Allah Subhaanahu wata’ala berfirman :

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ

 “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (Qs. Al-Bayyinah : 5)

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

 “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (Qs. Al-Kahfi : 110)

☑ 3. Belajar dari guru bukan dari kitab

Ilmu di ambil dari lisannya para ulama. Dari para guru bukan dari kitab. Karena barangsiapa yang menjadikan kitab-kitabnya sebagai guru niscaya akan banyak kekeliruannya. Begitu juga belajar dari orang yang dikenal aqidah dan manhajnya.

Berkata Al-Imam Ibnu Siriin rahimahullah :

إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ

“Sesunguhnya ini ilmu agama maka perhatikanlah oleh kalian dari siapa kalian mengambil agama kalian.”

☑ 4. Besungguh-sungguh dan berkesinambungan dalam menuntut ilmu

Seseorang hendaknya bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, dari menghadiri majelis ilmu, menghapalnya dan memuroja’ahnya (mengulang-ngulangnya). Dan berkesinambungan dalam menuntut ilmu tidak terputus ditengah jalan. Karena dengan bersungguh-sungguh dan tidak terputus ditengah jalan sebab seseorang berhasil dalam menuntut ilmu.

RENUNGAN PAGI

�� RENUNGAN PAGI ��

Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS

Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR

Jika setiap do’a kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR

Seorang yang dekat dengan ALLAH , bukan berarti tidak ada air mata

Seorang yang TAAT pada ALLAH, bukan berarti tidak ada KEKURANGAN

Seorang yang TEKUN berdo’a, bukan berarti tidak ada masa masa SULIT

Biarlah ALLAH  yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena ALLAH TAHU yang tepat untuk memberikan yang TERBAIK

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEIKHLASAN

Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESABARAN

Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN

Ketika kamu lelah dan merasa kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN

Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN

Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAH – HATIAN

Tetap semangat….
Jaga keikhlasan....
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN

ALLOH...menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”…

Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan

MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA……

Ya Allah, kuatkan kami yang lemah ini untuk Istiqomah di jalan-Mu hingga maut menjemput....  آميــــــــــــــــــــن يَا رَبَّ العَالَمِينْ

Teknologi

Powered by Blogger.
 

Copyright © 2014. cinta islam is nomber one - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger